PENJELASAN TENGGELAMNYA KAPAL TITANIC DENGAN MEKANIKA KLASIK
Posted by: SMK PELAYARAN HANG TUAH KEDIRI Posted date: Januari 19, 2018 / comment : 0
Tentunya kita mengetahui hukum Newton  yang juga sudah dipelajari di sekolah. Apa yang terjadi pada Titanic dan  kapal kontainer dapat dijelaskan dengan pendekatan mekanika klasik,  yaitu dengan menerapkan hukum Newton dan Archimedes. Sekilas kita  melihat ketika air masuk ke kapal dengan cepat hingga memenuhi bagian  tengah kapal, bagian haluan kapal akan mengalami pembebanan yang besar.  Di sisi lain bagian tengah mengalami tumpuan karena bagian buritan belum  sepenuhnya terendam air.Perlu diingat masih ada komponen berat  yang ada di buritan kapal, misalnya poros, kemudi, baling-baling,  beberapa mesin kapal, dan tentunya kargo barang muatan kapal. Jika  ditinjau secara mekanika klasik, dapat terjadi momen gaya (torsi) pada  bagian buritan kapal yang mengakibatkan kapal menjadi patah dua. Setelah  patah menjadi dua, bagian haluan tenggelam dan bagian buritan mengalami  gaya tekan ke atas sesuai hukum Archimedes. Setelah proses ini, air  kembali masuk secara perlahan-lahan dan membuat buritan kapal menjadi  tegak lurus terhadap permukaan air. Pada tahap ini hukum Archimedes  sudah kalah bersaing dari hukum Newton karena air sudah memenuhi bagian  buritan kapal secara keseluruhan.
Di dunia perkapalan modern, pertimbangan pembebanan untuk menghindari  patahnya kapal juga harus dilakukan pada saat bongkar muat kapal. Pada  saat menaikkan dan menurunkan kargo dari kapal, seorang loadmaster harus menghitung bagaimana barang-barang dimasukkan, supaya beban di  haluan, buritan dan lambung kapal merata. Sebuah kapal tidak bisa  dimuati hanya pada bagian belakangnya saja terlebih dahulu, atau  depannya saja, atau membiarkan bagian tengahnya kapal tetap kosong. Jika  terjadi kesalahan, bagian-bagian struktur kapal akan mengalami tekanan  dan bagian lainnya bisa mengalami regangan yang pada akhirnya membuat  kapal tersebut patah. Oleh sebab itu, banyak kapal menggunakan tangki  pemberat (ballast tank) yang diisi air laut atau dikosongkan untuk mengimbangi pembebanan pada kapal tersebut. 
About SMK PELAYARAN HANG TUAH KEDIRI
This is a short description in the author block about the author. You edit it by entering text in the "Biographical Info" field in the user admin panel.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
PENJELASAN TENGGELAMNYA KAPAL TITANIC DENGAN MEKANIKA KLASIK
Posted by SMK PELAYARAN HANG TUAH KEDIRI Januari 19, 2018 0
Tentunya kita mengetahui hukum Newton  yang juga sudah dipelajari di sekolah. Apa yang terjadi pada Titanic dan  kapal kontainer dapat dijelaskan dengan pendekatan mekanika klasik,  yaitu dengan menerapkan hukum Newton dan Archimedes. Sekilas kita  melihat ketika air masuk ke kapal dengan cepat hingga memenuhi bagian  tengah kapal, bagian haluan kapal akan mengalami pembebanan yang besar.  Di sisi lain bagian tengah mengalami tumpuan karena bagian buritan belum  sepenuhnya terendam air.Perlu diingat masih ada komponen berat  yang ada di buritan kapal, misalnya poros, kemudi, baling-baling,  beberapa mesin kapal, dan tentunya kargo barang muatan kapal. Jika  ditinjau secara mekanika klasik, dapat terjadi momen gaya (torsi) pada  bagian buritan kapal yang mengakibatkan kapal menjadi patah dua. Setelah  patah menjadi dua, bagian haluan tenggelam dan bagian buritan mengalami  gaya tekan ke atas sesuai hukum Archimedes. Setelah proses ini, air  kembali masuk secara perlahan-lahan dan membuat buritan kapal menjadi  tegak lurus terhadap permukaan air. Pada tahap ini hukum Archimedes  sudah kalah bersaing dari hukum Newton karena air sudah memenuhi bagian  buritan kapal secara keseluruhan.
Di dunia perkapalan modern, pertimbangan pembebanan untuk menghindari  patahnya kapal juga harus dilakukan pada saat bongkar muat kapal. Pada  saat menaikkan dan menurunkan kargo dari kapal, seorang loadmaster harus menghitung bagaimana barang-barang dimasukkan, supaya beban di  haluan, buritan dan lambung kapal merata. Sebuah kapal tidak bisa  dimuati hanya pada bagian belakangnya saja terlebih dahulu, atau  depannya saja, atau membiarkan bagian tengahnya kapal tetap kosong. Jika  terjadi kesalahan, bagian-bagian struktur kapal akan mengalami tekanan  dan bagian lainnya bisa mengalami regangan yang pada akhirnya membuat  kapal tersebut patah. Oleh sebab itu, banyak kapal menggunakan tangki  pemberat (ballast tank) yang diisi air laut atau dikosongkan untuk mengimbangi pembebanan pada kapal tersebut. 
Tagged with: Artikel
About SMK PELAYARAN HANG TUAH KEDIRI
                              This is a short description in the author block about the author. You edit it by entering text in the "Biographical Info" field in the user admin panel.
                            
Langganan:
Posting Komentar
                              (
                              Atom
                              )
                            
IKUTI KAMI DI FACEBOOK
FOTO KEGIATAN
LOKASI
VIDEO BIDIKMISI
VIDEO PIP
Comments
PENGUMUMAN
DAFTAR TARUNA/I YANG SUDAH BERANGKAT PRAKERIN/PRALA PER 3 MARET 2018
Berikut ini nama-nama taruna/taruni yang sudah berangkat Prakerin/Prala per tanggal 3 Maret 2018. Apabila terjadi kesalahan informasi harap...
POSTINGAN POPULER
- 
Salah satu syarat untuk melamar pekerjaan pada sebuah perusahaan pelayaran adalah sertifikat pelaut. Dimana sertifikat pelaut yang dimilik...
 - 
Proses pembuatan buku pelaut online di setiap daerah berbeda-beda, ada yang cepat dan ada juga yang agak terlambat, karena setiap daerah ju...
 - 
Berikut ini Taruna/i yang sudah terbit Sertifikat Laboratorium dan Simulator di Politeknik Ilmu Pelayaran (PIP) Semarang sebagai prasyarat...
 - 
Sebelum mengikuti kegiatan Pendidikan Sistem Ganda (PSG) dan Prala (Praktek Laut) setiap taruna/i diwajibkan meminta persetujuan dari orang ...
 - 
Seorang Pelaut termasuk kadet sangat memerlukan sekali Curriculum Vitae , karena hal ini digunakan untuk melamar Kerja ke Perusahaan kapal...
 

Tidak ada komentar: